Kamis, 20 Maret 2014

Cerita Kesuksesan Penjual Kayu Bakar


Kesuksesan penjual kayu bakar

 Karya :Khairin Pratama.

Di suatu rumah gubuk yang tua dan tidak terawat, hiduplah seorang Nenek yang bernama Mpok Inun yang sudah usia lanjut mereka hidup berdua, dengan cucunya yang bernama Amir, yang masih berusia 10 tahun. Sejak Amir masih kecil, orang tua amir telah meninngal. Sehari-hari, seorang nenek ini mencari nafkah dengan mencari kayu bakar, demi menghidupi kebutuhan dia dan cucunya. Biasanya kayu bakar ini dipasarkan di tetangga-tengganya yang sedang membutuhkan, kadang-kadang sehari penghasilan Nenek ini Cuma 10 ribu, dengan harga 2 ribu perikat, tetapi hasilnya tidak seberapa dengan apa yang telah dia kerjakan
    Nenek ini mempunyai impian yang sangat besar, bahwa ia ingin melihat cucunya bahagia dan menjadi orang sukses suatu saat nanti, walaupun dari keluarga yang kurang mampu. Amir, yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar ini, jika pergi bersekolah ia harus berjalan 3 Kilo dari rumahnya, karena lokasi sekolahnya yang cukup jauh. Ia harus berjalan jauh yang penuh bebatuan, menyebrangi sungai yang cukup deras airnya dan beceknya jalan yang dilalui, itu semua karena keinginan Amir yang begitu besar, yaitu ingin membahagiakan Neneknya suatu saat nanti.
Biasanya setelah pulang sekolah, Amir makan dengan lauk apa adanya, tidak peduli makanan itu enak atau tidak, ia tak ingin merepotkan neneknya yang sudah tua dan sakit sakitan. Dia sadar bahwa neneknya lah yang telah merawat dan membesarkannya, dia ingin membalas semua kebaikan yang telah neneknya berikan dengan ikhlas.
   Keesokan harinya, Amir membantu Neneknya mencari kayu bakar karena hari ini Hari libur sekolah, ia tak bisa mersakan hari libur itu dengan bermain-main, atau sekedar jalan-jalan dengan keluarga, seperti teman lainnya. Amir tau bahwa neneknya tidak bisa mencari kayu bakar sendirian, dia hanya ingin membantu neneknya. Setelah Mereka merasa lelah, mereka istirahat sejenak di bawah pohon yang besar dengan angin yang sepoi-sepoi. Saat Mereka istirahat, Amir bertanya kepada neneknya ”Nek, kenapa saat ini aku tidak mempunyai Ibu dan Ayah seperti teman Amir, mereka begitu di sayangi oleh Ibu dan Ayah mereka, saya ingin seperti mereka nek”. Nenek menjawab dengan sedih ”Amir, jangan begitu mir, Ibu dan Ayahmu telah hidup tenang di alam sana, dulu saat kau masih bayi, Ayah dan Ibumu telah tiada, lagi pula Amir masih mempunyai nenek yang akan selalu menyayangi Amir”.
      8 tahun kemudian, Amir telah tumbuh dewasa, ia tumbuh menjadi seseorang yang berfikiran dewasa, seseorang yang baik, dan akhlak yang mulia. Amir yang telah cukup dewasa untuk mencari kerja, ia berniat mencari pekerjaan ke kota, karena kurangnya lahan pekerjaan di desa. Tetapi sangat berat untuk dia meninggalkan neneknya yang sudah tua ini sendirian di rumah. Tetapi Amir ingin mewujudkan cita-cita neneknya, ia tak mau kalau apa yang telah diinginkan neneknya gagal ia gapai suatu saat nanti. ”Nek, Amir sudah cukup umur untuk mencari pekerjaan, Amir ingin menjadi orang sukses seperti yang nenek inginkan, Amir akan terus belajar untuk menggapai kesuksesan itu”, Kata Amir dengan berat meninggalkan Neneknya pergi ke kota. Nenek menjawab perkataan Amir dengan penuh kebahagiaan, ”Boleh Mir, Kamu sudah Dewasa nak, kamu sudah cukup umur untuk mencari pekerjaan yang baik,  tapi ingat nak, walaupun kamu sudah sukses nantinya, kamu jangan sombong karena harta dan pangkat mu nak, itu yang akan membuat mata hatimu buta, belajarlah hidup  sederhana, ingat bahwa kita dari keluarga yang kurang mampu. Amir juga jangan lupa dengan nenek ya, karena nenek sangat menyayangi Amir dan merawat Amir dari bayi sampai sekarang ini,”.(Dengan hati yang bangga)
          
 Keesokan Harinya, Amir Berpamitan dengan neneknya, disitu ia menangis haru melihat neneknya, karena Amir akan meninggalkan neneknya ke kota, ia menangis bahagia dengan hati yang sedih. Amir menuju terminal bus yang lumayan jauh dari kampungnya. Selama perjalanan ia termenung memikirkan nasib neneknya yang hanya sendirian di rumah, ia berfikir siapa yang akan merawat nenekku ketika aku di kota nanti. Setelah beberapa lama menempuh perjalanan, ia telah sampai di kota. Amir tak tau mau tinggal di mana, terpaksa dia tidur di depan sebuah toko yang sangat besar, karena tidak ada pilihan lain tempat ia beristirahat, sungguh malam yang dingin dan penuh kesedihan.
Hari sudah pagi, pemilik toko telah membuka tokonya pagi-pagi, Amir langsung terbangun, tetapi dia kelihatan masih mengantuk, mungkin dia lelah karena kemarin ia menempuh perjalanan yang cukup jauh. Pemilik toko membangunkan Amir yang masih tertidur itu, Amir meminta maaf karena telah tidur di depan tokonya. “Pak, maafkan saya pak, karena saya telah tidur di depan toko bapak, saya dari kampung, mau cari tempat kerja, sekali lagi saya minta maaf pak” kataAmir.  “Ooohh.. tidak apa-apa kok.. ooo.. anda mau cari kerja ya nak ? di toko saya ini juga telah membuka lowongan kerja, anda boleh kerja di sini” kata si pemilik toko.
Dia sangat senang di terima bekerja di toko itu, walaupun gajinya tidak seberapa, tetapi ia kumupulkan uang gajinya itu, tak pernah dia gunakan uangnya itu untuk yang tidak perlu. Dia punya impian ingin membuat rumah makan sea food terbesar di kota ini dari usahanya sendiri.
Setelah beberapa tahun dia bekerja di toko itu, ia memutuskan untuk berhenti, dan melanjutkan membuka usaha sea food sendiri. Uang yang ia hasilkan lumayan banyak, setengah dari gaji tersebut ia amalkan ke Panti asuhan, karena ia yakin bahwa setengah uang miliknya adalah milik orang lain. Pada akhirnya, impiannya terwujud sempurna, ia berhasil membuat sebuah warung makan sea food sederhana di dekat jalan raya, dari hasil kerja kerasnya bekerja di toko.
Banyak pelanggan yang suka dengan masakan Amir, sehingga Warung makan Amir banyak di minati oleh orang banyak dan menjadi tenar di masyarakat sekitar, dia sangat bangga dalam hatinya. Dia kumpulkan uang Hasil Kerja Kerasnya itu untuk membuat Rumah makan yang lebih besar lagi, dan tempatnya bagus dan tidak di dekat jalan lagi.
Setelah beberapa bulan berjualan di warung, dia berhasil membuka Rumah Makan Sea Food Terbesar di kota itu dengan beberapa cabang dimana-mana, Karena ia ingat bahwa dengan Kerja Keras, Do’a dan usaha, Suatu hari nanti akan ada saat dimana impiannya akan menjadi kenyataan. Tidak pernah dia bayangkan bahwa dia akan sukses dalam hidupnya, dia pernah berfikir bahwa tidak ada seorang pencari kayu bakar sepertinya yang sukses dalam hidupnya.
Nenek yang lama semakin tua, Nenek yang telah mendoakannya hingga saat ini. Mendoakannya agar dia bisa sukses dalam hidupnya, dan tidak menderita seperti aku yang sudah tua ini. Nenek yang telah menunggunya tahun demi tahun, tidak ada kabar dari Amir saat dia telah ke kota, dalam hatinya Amir telah menjadi orang sukses yang Sombong dengan harta bendanya, yang telah membutakan mata hatinya.
Nenek Amir jatuh Sakit, tak ada yang bisa membantunya di kampung. Amir tidak tau kalau nenek Amir sedang sakit di kampung, hari itu Amir sedang berada di Rumah makannya tempat dia bekerja. Ada seorang pelanggan yang berasal dari kampung Amir bertanya pada Amir “ Eh, Mir, lu lupa ya sama nenek lu di kampung ? Nenek Lu di kampung noh lagi sakit, kau tak jenguk kah ? nenek lu nunggu lu noh di kampung“ (dengan nada yang kasar). Sentak Amir langsung tersadar dan teringat dengan neneknya yang berada di kampung, Amir tak lama langsung menuju ke kampungnya. Di kampung, Amir melihat ramainya tetangga sekitar yang berdatangan ke rumah neneknya Amir.
Amir turun dari Mobilnya yang bagus itu dan langsung berjalan ke rumah neneknya, Amir melihat neneknya yang sudah tidak berdaya lagi di tempat tidurnya. “Nek, bangun nek,,, ini Amir, cucu nenek, Amir sekarang udah jadi orang sukses nek, seperti apa yang sudah nenek cita-citakan dari dulu, Ayo nek kita kerumah sakit” kata Amir dengan hati yang sedih dan meneteskan air mata. “tak usah Mir, tidak usah, umur nenek tidak lama lagi mir, yang penting nenek sudah melihat Amir menjadi orang sukses seperti sekarang ini,.
Dan akhirnya neneknya bahagia telah melihat Amir yang sekarang ini.

THE END

Terimakasih telah membaca cerita saya :) maaf jika kurang seru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar